Inovatif! Tim PKM RE UNJA Menemukan Alternatif dari Efek Samping Mengkonsumsi Metformin Bagi Penderita Diabetes Mellitus Tipe 2

  • Bagikan
Tim ini diketuai oleh Delviani yang beranggotakan Putri Nur Shadrina, Viola Giary Rizkillah Maharani, Tri Warni dan Regina Wan Azizah

JAMBI (SR28) – Lima mahasiswa Universitas Jambi (UNJA) Jambi tergabung dalam Program Kreativitas Mahasiswa Riset Eksakta (PKM-RE) yang diadakan setiap tahunnya oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek).

Tim ini diketuai oleh Delviani yang beranggotakan Putri Nur Shadrina, Viola Giary Rizkillah Maharani, Tri Warni dan Regina Wan Azizah merupakan Mahasiswa Program Studi (Prodi) Kimia Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Jambi.

Tim dengan dosen pembimbing Indra Lasmana Tarigan, S.Pd., M.Sc. ini telah mengikuti tahap seleksi pada bulan Maret dan berhasil mendapatkan pendanaan sebesar Rp. 9.775.000 yang telah dicantumkan pada SK 2383/E2/DT.01.00/2023.

Latar belakang munculnya inovasi ini karena menurut IDF (International Diabetes Federation) Indonesia tercatat sebagai negara penyandang diabetes ke-7, pada tahun 2021 sebanyak 537 juta orang menderita diabetes dan 90% diantaranya mengidap Diabetes Mellitus (DM) tipe 2 yang mengharuskan penderita diabetes untuk mengkonsumsi obat metformin.

Metformin merupakan obat formulasi tablet penderita DM tipe 2 yang bekerja menurunkan konsentrasi kadar glukosa darah dengan cara menekan produksi glukosa endogen oleh hati.

“Mengkonsumsi metformin dapat menyebabkan munculnya efek samping seperti gastrointestinal (mual, diare, nyeri perut) bagi penderita diabetes disebabkan dosis yang diserap oleh usus kecil hanya sekitar 40%.” tutur Delviani.

Dengan banyaknya keluhan bagi penderita diabetes mellitus tipe 2 saat mengkonsumsi obat metformin mengakibatkan efek samping gastrointestinal, maka timbulah inovasi untuk mengurangi efek samping tersebut dengan cara enkapsulasi berbagai molekul obat aktif yang baru-baru ini mendapatkan perhatian dalam bidang biomedis dengan menggunakan bahan hibrida yang terdiri dari campuran bahan organik dan anorganik yaitu Metal-Organic Framework (MOF).

Ion logam yang dapat dikombinasikan dalam MOF diantaranya Mg, Ca, Co dan ion logam lainnya. Pada penelitian ini menggunakan ion zink (Zn) karena penderita diabetes memerlukan mineral Zn untuk menyeimbangkan hormon dan membantu penyerapan glukosa serta meningkatkan pemecahan glukosa.

Alasan mengenkapsulasi menggunakan MOF karena memiliki sifat yang fleksibel dan ukuran pori kecil dengan diameter berukukan nano sehingga memungkinkan untuk diatur dan disesuaikan dengan ukuran obat dan menjadikan pelepasan obat lebih terkontrol.

Selain itu, metformin juga disalut menggunakan Carboxymethyl cellulose (CMC) dari bahan polimer nypa fruticans dengan mengambil bagian kulitnya yang memiliki kandungan selulosa sebesar 36,5% dengan bantuan crosslinker berupa besi (III) klorida heksa hidrat guna untuk membentuk hydrogel dan mempertahankan matriks polimer bertahan lama dalam sistem penghantaran obat. Delviani mengatakan bahwa, setelah dilakukannya riset ini terbukti bahwa obat metformin yang dienkapsulasi pelepasan obatnya lebih terkontrol jika dibandingkan metformin murni. Hal ini juga telah dibuktikan dengan beberapa pengujian secara in-vitro dan in-vivo.

Sementara itu, Tim PKM RE UNJA yang beranggotakan lima orang ini berharap dengan adanya riset ini dapat mengurangi efek samping (gastrointestinal) saat mengkonsumsi obat metformin bagi penderita DM tipe 2 dan memberikan landasan ide terbaru dalam teknologi drug delivery system penghantaran obat terkontrol serta memperkenalkan manfaat dari nypa fruticans yang jarang sekali diketahui oleh masyarakat akan manfaatnya.

Edukasi mengenai Tim PKM kami dapat diakses melalui laman instagram https://instagram.com/cmc.mof_drugdelivery?igshid=MzRlODBiNWFlZA .

  • Bagikan