Bupati Tanjabbar Minta Pengawas Obat Anti Biotik dan Obat-obatan Terlarang Lebih Optimal

  • Bagikan
Bupati saat menerima Audiensi dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Provinsi Jambi

KUALA TUNGKAL (SR28) – Bupati Tanjung Jabung Barat Drs. H. Anwar Sadat, M.Ag, harap kerjasama dalam pengawasan obat dan makanan ini dapat dilakukan secara optimal agar masyarakat Tanjabbar terlindungi dari obat-obatan dan makanan yang mengandung zat berbahaya. Hal itu disampaikan Bupati saat menerima Audiensi dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Provinsi Jambi di Ruang Rapat Bupati Tanjabbar pada hari, Selasa (20/02/24).

Hadiri dalam pertemuan tersebut adalah PJ Sekretaris Daerah Tanjabbar, Kepala Balai POM, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan, Kepala Dinas Kesehatan, Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (PMD), Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PMPTSP), serta tamu undangan lainnya.

Lanjut Bupati,”Penggunaan antibiotik juga menjadi masalah penting, termasuk pengawasan penggunaan antibiotik di apotek dan pengawasan obat-obatan terlarang yang dapat dibeli secara bebas tanpa resep dokter,” ujar Bupati.

Selain itu, Bupati mengucapkan terima kasih atas kunjungan Badan POM ke Pemerintah Daerah Tanjabbar.

“Kerja sama ini harus ditingkatkan semaksimal mungkin untuk mendukung program-program yang telah dijalankan secara nasional dengan BPOM,” ungkap Anwar Sadat.

Saya memahami pentingnya pengawasan obat, Desa Pangan Aman, pasar, jajanan sekolah, terutama terkait dengan stunting.

“Kami di Tanjung Jabung Barat telah membuat kemajuan dalam menurunkan angka stunting,” timpalnya.

Sementara itu, dalam sambutannya, Kepala Balai POM, Veramika Ginting, S.Si, Apt., M.H, mengungkapkan dua program nasional yang perlu disampaikan. Pertama, program nasional terkait dengan tiga program yang sebelumnya telah dilaksanakan di Tanjabbar.

“Program pertama adalah Desa Pangan Aman, di mana kami akan meminta tiga nama desa untuk diintervensi. Dari tiga desa ini, satu di antaranya adalah desa stunting yang akan kami intervensi dan lakukan bimbingan teknis, sehingga kami berharap desa ini juga dapat menjadi contoh bagi desa-desalainnya,” harapnya.

Lanjutnya lagi, program ini akan dilombakan secara nasional. Di Tanjabbar, Desa Purwodadi telah diintervensi sejak tahun 2016, dan kami memiliki platform yang dapat dimanfaatkan untuk perlombaan.

“Program kedua adalah Pasar Aman. Oleh karena itu, kami mengundang Dinas Perindustrian dan Perdagangan untuk hadir, karena kami akan memeriksa pasar dari bahan berbahaya. Selain menjaga kebersihan, kami juga akan menyediakan posko bagi masyarakat untuk melaporkan jika ada kecurigaan terhadap makanan berbahan berbahaya,” imbuhnya.

Ada pun,“Program ketiga ialah Pangan Jajanan Anak Sekolah. Kami meminta Kepala Dinas Pendidikan untuk menyediakan delapan sekolah untuk kami intervensi. Itulah tiga program nasional yang pertama. Selanjutnya, kami juga mengalokasikan Dana Alokasi Khusus setiap tahunnya untuk Kabupaten Tanjung Jabung Barat,” tambahnya.

Dalam penutupan sambutannya, ia berharap ada peningkatan dalam efektivitas pengawasan obat dan makanan di Tanjabbar. Evaluasi program-program di Tanjabbar menunjukkan hasil yang baik.

“Kami berharap peran kami di Tanjab Barat ini dapat dimaksimalkan, baik dalam pengawasan obat maupun makanan,” tandasnya. (Sabri)

  • Bagikan