SR28JAMBINEWS.COM, JAMBI – Polda Jambi mencatat sebanyak 15 insiden kecelakaan lalu lintas terjadi selama pelaksanaan Operasi Ketupat Siginjai 2025. Dalam kurun waktu 14 hari operasi tersebut, tercatat 10 orang meninggal dunia akibat kecelakaan di jalan.
Kabid Humas Polda Jambi, Kombes Mulia Prianto, menyampaikan bahwa meskipun kecelakaan masih terjadi selama masa operasi, jumlahnya menunjukkan penurunan dibandingkan dua minggu sebelum Operasi Ketupat dimulai. Sebelumnya, dalam periode yang sama, tercatat sebanyak 81 kasus kecelakaan.
“Selama Operasi Ketupat yang berlangsung dari 26 Maret hingga 8 April 2025, kami mencatat 15 kasus kecelakaan. Dari jumlah itu, 10 orang meninggal dunia, 7 mengalami luka berat, dan 25 lainnya luka ringan,” jelasnya pada Kamis (10/4/2025).
Wilayah Batanghari menjadi lokasi paling rawan kecelakaan dengan lima kasus, karena merupakan jalur utama arus mudik dari Sumatera Barat dan Sumatera Selatan serta pemudik dari dalam Provinsi Jambi. Selain itu, terjadi 4 kasus di Kota Jambi, 3 di Kabupaten Bungo, 2 di Muaro Jambi, serta masing-masing 1 kasus di Merangin dan Tanjab Barat.
Jumlah korban kecelakaan secara keseluruhan juga menurun dibandingkan sebelum operasi berlangsung. Korban meninggal dunia tercatat menurun dari 19 menjadi 10 orang, atau turun sekitar 47 persen. Sementara korban luka berat turun 50 persen, dari 14 menjadi 7 orang. Untuk luka ringan, jumlahnya menurun drastis sebesar 76 persen, dari 105 menjadi 25 orang.
Di samping penurunan jumlah kecelakaan, pelanggaran lalu lintas yang ditindak dengan tilang juga mengalami penurunan sebesar 67 persen, dari sebelumnya 531 kasus menjadi 357. Namun, jumlah teguran kepada pelanggar lalu lintas justru meningkat tajam hingga 218 persen, dari 444 teguran sebelum operasi menjadi 1.414 selama operasi berlangsung.
“Secara umum, pelaksanaan Operasi Ketupat 2025 di wilayah Jambi berlangsung dengan aman dan efektif. Penurunan angka korban jiwa menjadi salah satu indikator utama keberhasilan operasi tahun ini,” tutur Kombes Mulia. (*)