JAKARTA (SR28) – Dalam pidato kenegaraan terakhirnya di Sidang Tahunan MPR 2024, Presiden Joko Widodo kembali menyampaikan permohonan maaf kepada seluruh masyarakat Indonesia. Permohonan maaf ini ditujukan kepada mereka yang mungkin merasa kecewa atau harapannya belum terwujud selama masa kepemimpinannya.
“Saya dan K.H. Ma’ruf Amin mohon maaf, mohon maaf untuk setiap hati yang mungkin kecewa. Untuk setiap harapan yang mungkin belum bisa terwujud, untuk setiap cita-cita yang mungkin belum bisa tergapai,” ujar Presiden Jokowi dalam pidatonya di Gedung Nusantara, Senayan, Jakarta.
Presiden Jokowi mengakui bahwa dalam sepuluh tahun kepemimpinannya, belum semua masalah bangsa dapat diatasi. Namun, dia tetap optimis bahwa dengan persatuan dan kerja sama, Indonesia dapat mencapai cita-cita Indonesia Emas 2025.
“Sepuluh tahun bukanlah waktu yang cukup panjang untuk mengurai semua permasalahan bangsa,” tuturnya, seraya menambahkan bahwa sebagai manusia yang tidak sempurna, sangat mungkin ada kekurangan dalam langkah-langkah yang telah diambil.
Di akhir pidatonya, Presiden Jokowi menyerahkan tongkat estafet kepemimpinan kepada Presiden Terpilih Prabowo Subianto, dengan harapan agar semua cita-cita masyarakat Indonesia dapat diwujudkan di bawah kepemimpinan yang baru.
“Izinkan saya juga menyerahkan semua harapan dan cita-cita masyarakat Indonesia… kepada Bapak,” ucapnya.
Pidato ini menandai penutupan satu dekade pemerintahan Jokowi, yang penuh dengan tantangan dan pencapaian, serta menjadi momen transisi penting bagi masa depan Indonesia.*