Pemkot Jambi Buka 13 Ribu Lowongan Kerja di Tengah Gelombang PHK, Kadin Dorong Solusi Berkelanjutan

  • Bagikan
Ilustrasi Pencari Kerja [Dok. Ist]
Ilustrasi Pencari Kerja [Dok. Ist]

SR28JAMBINEWS.COM, JAMBI – Belakangan ini, maraknya pemberitaan mengenai pemutusan hubungan kerja (PHK) menimbulkan kekhawatiran di kalangan pekerja dan pelaku usaha. Salah satu contohnya adalah sebuah perusahaan tekstil dan garmen di wilayah Jawa yang melakukan PHK terhadap 10.965 karyawan dan resmi menutup operasionalnya pada Maret 2025.

Fenomena serupa juga terjadi di sejumlah perusahaan ritel asing dan industri yang beroperasi di kawasan industri di Indonesia. PHK tersebut dilakukan karena berbagai alasan, termasuk tekanan ekonomi dan operasional.

Menanggapi kondisi tersebut, Pemerintah Kota Jambi mengambil langkah proaktif dengan membuka 13 ribu lowongan pekerjaan melalui bursa kerja yang diadakan sebagai bagian dari peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) Pemerintah Kota Jambi tahun 2025. Bursa kerja ini melibatkan 44 perusahaan, baik dari dalam negeri maupun luar negeri, termasuk Korea Selatan dan Jerman.

Wakil Wali Kota Jambi, Diza Hazra Aljosha, pada Senin (19/5), menyampaikan bahwa bursa kerja ini terbuka bagi masyarakat berusia 18 hingga 60 tahun dari berbagai latar belakang pendidikan.

Baca:  Wali Kota Maulana Lantik 1.909 PPPK dan CPNS di Tengah Hujan, Tegaskan Komitmen Pelayanan Publik

“Ini adalah momen penting bagi masyarakat Kota Jambi yang sedang mencari pekerjaan. Pemerintah berkomitmen untuk menekan angka pengangguran, bukan hanya dengan kegiatan simbolis, tetapi dengan aksi nyata,” ujar Diza.

Ia menambahkan, Pemkot Jambi berencana menjadikan bursa kerja sebagai program rutin dengan evaluasi berkala untuk memastikan efektivitasnya dalam menciptakan lapangan kerja.

“Kami juga tengah menyusun kebijakan agar perusahaan swasta di Kota Jambi wajib memiliki kantor tetap dan mempekerjakan minimal 75 persen tenaga kerja lokal yang memiliki KTP Kota Jambi. Kami ingin warga lokal ikut berperan aktif dalam pembangunan kota ini,” jelas Diza.

Diza juga menyemangati para pencari kerja yang hadir agar tetap optimis dan berdoa, karena peluang selalu tersedia bagi mereka yang gigih dan terus berkembang.

Plt Kepala Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Kota Jambi, Moncar, mengungkapkan bahwa dari lebih dari 13.000 lowongan yang tersedia, sebagian besar merupakan kesempatan kerja di luar negeri. Tercatat sekitar 10.000 lowongan untuk Korea Selatan, lebih dari 200 untuk Jerman, dan 550 untuk Jepang. Peluang ini mencakup sektor kesehatan seperti perawat dan dokter, serta berbagai bidang keterampilan lainnya.

Baca:  Al Haris: ASN dan PTT Pemprov Jambi Wajib Apel Sore

Sementara itu, Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia menanggapi gelombang PHK dengan mendorong penciptaan lapangan kerja baru dan pengembangan wirausaha sebagai solusi strategis dan berkelanjutan untuk menjaga stabilitas sektor industri.

Ketua Umum Kadin Indonesia, Anindya Bakrie, menyatakan bahwa PHK merupakan tantangan yang harus dihadapi secara konstruktif. Ia menegaskan bahwa solusi terbaik adalah menciptakan lebih banyak lapangan kerja dan mendukung lahirnya pengusaha-pengusaha baru.

Anindya juga menekankan bahwa PHK dapat disebabkan oleh banyak faktor, termasuk perlambatan ekonomi, disrupsi teknologi, dan perubahan kebijakan. Oleh karena itu, semua pihak perlu berkolaborasi untuk mencari solusi inovatif.

Ia optimis bahwa jika pemberdayaan ekonomi dilakukan secara merata dan berkelanjutan, pertumbuhan ekonomi Indonesia dapat kembali melampaui 5 persen, bahkan mendekati 8 persen. Setiap pertumbuhan ekonomi sekitar 5-6 persen dinilai mampu menciptakan sekitar 2,5 juta lapangan kerja baru.

Kadin juga aktif menjajaki ekspansi ekspor melalui diplomasi tarif dagang, yang dianggap mampu memperluas pasar global dan meningkatkan daya saing industri lokal Indonesia.

Baca:  Hasil Autopsi Kekey Tunjukkan Adanya Kekerasan Fisik dan Pelecehan Seksual

“Kita harus cerdas melihat peluang, termasuk dari sisi perdagangan internasional. Diplomasi tarif bisa membuka pasar baru dan menciptakan lebih banyak pekerjaan,” kata Anindya.

Menanggapi isu PHK massal oleh Panasonic Holdings, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menegaskan bahwa hal tersebut tidak berdampak pada operasional Panasonic di Indonesia.

Juru Bicara Kemenperin, Febri Hendri Antoni Arif, menyatakan bahwa Indonesia tetap menjadi salah satu basis produksi utama Panasonic di Asia Tenggara. Bahkan, pabrik di Indonesia masih mengekspor ke lebih dari 80 negara, mencerminkan kuatnya daya saing industri elektronik nasional.

Meski begitu, ia mengakui bahwa tingkat utilisasi industri elektronik Indonesia mengalami penurunan menjadi 50,64 persen pada kuartal pertama tahun 2025, turun signifikan dari 75,6 persen sebelum pandemi COVID-19. Situasi ini menjadi pengingat agar seluruh pelaku industri dan pekerja terus beradaptasi dan berinovasi agar tetap mampu bersaing. (*)

  • Bagikan