SR28JAMBINEWS.COM, KOTA JAMBI – Pemerintah Kota Jambi mulai menguatkan basis data kemiskinan dengan pendekatan yang lebih akurat dan transparan. Dalam upaya ini, seluruh Ketua RT di Kota Jambi dilibatkan dalam proses verifikasi dan validasi (verval) data warga miskin yang akan dimasukkan ke sistem digital.
Kegiatan ini dimulai melalui Bimbingan Teknis (Bimtek) Verval Data Warga Miskin pada Selasa (23/9/2025), yang dibuka langsung oleh Wali Kota Jambi, dr. Maulana. Ia menekankan bahwa peran RT sangat penting karena mereka paling memahami kondisi warganya secara langsung. “Kami ingin bantuan sosial seperti Kartu Bahagia benar-benar sampai ke yang berhak. Dengan sistem digital, data menjadi lebih cepat, objektif, dan akuntabel,” ujar Maulana.
Saat ini, angka kemiskinan di Kota Jambi mencapai 7,73 persen. Berdasarkan estimasi, dalam satu RT dengan sekitar 200 penduduk, terdapat sekitar 24 orang yang tergolong miskin. Data ini menjadi dasar utama bagi pemerintah kota dalam menyusun program sosial yang lebih tepat sasaran.
Hasil verval nantinya akan dimasukkan ke dalam sistem digital bernama ATASEE (Sistem Informasi Atensi dan Tata Sosial Kota Jambi), yang mengintegrasikan berbagai jenis bantuan, mulai dari BPJS Ketenagakerjaan, layanan kesehatan, hingga intervensi langsung ke rumah tangga.
“Kalau dulu bantuan sering kali tidak tepat sasaran karena hanya berdasarkan perkiraan, sekarang semuanya bisa dibuktikan secara digital. Tidak lagi berdasarkan asumsi,” tegas Maulana.
Sementara itu, Kepala Dinas Sosial Kota Jambi, Yunita Indrawati, menyampaikan bahwa saat ini sudah ada sekitar 13 ribu KK yang telah diverifikasi dari total 342 ribu penduduk. Masih ada sekitar 60 ribu jiwa lagi yang menjadi target verifikasi hingga akhir tahun.
“Kami tidak hanya fokus pada jumlah, tapi juga menyusun peringkat berdasarkan indikator tertentu. Karena wilayah yang luas dan keterbatasan petugas, kami melibatkan RT dalam proses ini,” ujar Yunita.
Pemkot menegaskan bahwa verval ini bukan sekadar tugas administratif, melainkan bagian dari strategi jangka panjang untuk mengatasi kemiskinan secara berkelanjutan. (*)



