ISRAEL– Israel meluncurkan sistem pelacakan berupa gelang untuk memastikan penduduk mereka melakukan karantina setelah kembali dari perjalanan internasional.
Kebijakan ini diluncurkan pada Senin (1/3/2021). Setiap penduduk Israel yang datang ke negara itu dapat mengganti karantina wajib di hotel dengan karantina mandiri di rumah dengan syarat mereka mau memakai gelang pelacakan itu.
Dilaporkan Reuters, sistem ini dimulai dengan 100 sistem pelacakan di Bandara Internasional Gurion di Tel Aviv. Penduduk yang bersedia mengikuti kebijakan ini akan memakai gelang elektronik yang dilengkapi pula dengan pelacak yang dipasang di dinding.
Pejabat pengawasan akan mendapatkan sinyal bila penduduk mencoba melepas gelang atau meninggalkan rumah selama masa karantina mandiri.
“Ada potensi program ini untuk segera berkembang menjadi sebuah proyek yang terdiri dari ribuan unit untuk penggunaan skala yang lebih luas guna membantu kepatuhan karantina di Israel,” kata SuperCom, perusahaan di balik teknologi program tersebut.
Sebelumnya, penduduk yang tiba di Israel dari luar negeri harus menginap di hotel hingga dua minggu. Seluruh biayanya ditanggung oleh pemerintah.
Saat ini, Israel membatasi akses masuk ke negaranya guna mencegah penyebaran COVID-19. Menurut Kementerian Kesehatan Israel, mereka yang diizinkan memasuki negara itu adalah warga negara dan penduduk tetap.
Karantina hotel ini juga telah digunakan oleh beberapa negara untuk mengendalikan pandemi COVID-19, termasuk Inggris, Kanada, dan Australia.
Di samping itu, Israel juga telah memperkenalkan paspor hijau yakni paspor vaksin mereka. Ini memungkinkan penduduk yang telah divaksinasi penuh untuk berpartisipasi dalam kegiatan seperti konser dan pergi ke gym.
Sementara itu, Israel masih menutup pintunya untuk turis asing. Namun saat nanti sudah dibuka, diprediksi akan banyak orang datang ke sana, seiring dengan adanya penerbangan langsung, dibukanya berbagai hotel, dan terdapat tempat wisata ikonik seperti Terowongan Western Wall dan Laut Galilea.
Source: Detik