SR28JAMBINEWS.COM, JAMBI – Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jambi melaporkan bahwa pada April 2025, Provinsi Jambi mengalami inflasi bulanan (month-to-month/mtm) sebesar 1,70 persen.
Sementara itu, inflasi sejak awal tahun (year-to-date/ytd) tercatat sebesar 2,10 persen dan inflasi tahunan (year-on-year/yoy) berada di angka 1,84 persen. Hal tersebut disampaikan oleh Kepala BPS Provinsi Jambi, Agus Sudibyo, dalam rilis resmi statistik, Jumat (2/5/2025).
Agus menjelaskan bahwa inflasi tahunan pada April 2025 mencapai 1,84 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 108,79. Kota dengan inflasi tertinggi adalah Muara Bungo yang mencatat angka 3,54 persen dengan IHK 109,73, sedangkan Kota Jambi mencatat inflasi terendah yakni 1,57 persen dengan IHK 108,02.
Kenaikan inflasi tahunan disebabkan oleh meningkatnya harga di sejumlah kelompok pengeluaran. Di antaranya: Makanan, Minuman, dan Tembakau naik 2,73 persen; Pakaian dan Alas Kaki naik 0,70 persen; Perumahan, Air, Listrik, dan Bahan Bakar Rumah Tangga naik 1,08 persen; serta kelompok Penyediaan Makanan dan Minuman/Restoran yang naik signifikan sebesar 3,73 persen.
Kelompok Perawatan Pribadi dan Jasa Lainnya bahkan naik 7,53 persen. Namun, ada juga kelompok yang mengalami penurunan indeks seperti Kesehatan (-0,76 persen), Transportasi (-0,82 persen), serta Informasi, Komunikasi, dan Jasa Keuangan (-1,14 persen).
Beberapa komoditas utama yang menyumbang inflasi tahunan di antaranya emas perhiasan, cabai merah, minyak goreng, kopi bubuk, ikan serai, bayam, SKM (Sigaret Kretek Mesin), dan kue kering berminyak. Sedangkan penyumbang inflasi bulanan termasuk tarif listrik, cabai merah, ikan serai, bawang merah, petai, jengkol, serta makanan ringan.
Agus menjelaskan, tarif listrik memberikan kontribusi besar terhadap inflasi terutama di Bungo dan Kota Jambi. Sementara cabai merah menyumbang inflasi tertinggi di Kerinci. Emas perhiasan turut berpengaruh signifikan baik di Kerinci maupun Bungo.
Ia juga menambahkan bahwa kenaikan tarif listrik pada April merupakan dampak dari berakhirnya diskon pascabayar pada bulan Maret, yang menyebabkan tarif kembali ke harga normal di bulan April. (*)