JAKARTA (SR28) – 3 Bank Syariah milik BUMN milik BRI, BNI dan Bank Mandiri secara resmi telah merger ke Bank Syariah Indonesia muklai 1 Februari 2021.
Ekonom Indef, Bima Yudistira menilai, kehadiran Bank Syariah Indonesia di industri perbankan mampu meningkatkan pangsa pasar baru bank syariah di Indonesia yang masih rendah jika dibandingkan dengan pangsa pasar bank konvensional.
Bank Syariah Indonesia juga dinilai perlu menjadi bank yang efisien dengan pelayanan dan kualitas yang mampu bersaing dengan bank konvensional supaya dapat meningkatkan pangsa pasarnya di Indonesia.
“Yaitu meningkatnya market share, karena sekarang market sharenya naik kisaran 5 persen dari total perbankan konvensional yang ada, ini jadi tantangan,” ujar Bima.
“Market share bisa naik kalau literasi keuangan syariahnya di masyarakat, pemahaman apa sih yang membedakan antara pembiayaan syariah dengan kredit perbankan secara umum apa poin plusnya itu mungkin yang bisa ditojjolkan lagi di rebranding lagi,” ujarnya.
“Yang berikutnya semakin besar bank ini harapanya tidak meninggalkkan basis pembiayaan produktifnya di sektor mikro,” jelas Bima.
Terkait konsolidasi management pasca merger, Direksi Bank Syariah Indonesia memiliki tantangan untuk menciptakan standarisasi yang baru sehingga mampu menyatukan sistem maupun budaya perusahaan yang sebelumnya terpisah. Baik dari sisi teknologi, operasional perusahaan, pelayanan, etos kerja, maupun visi-misi perusahaan.
“Langkah utama adalah membuat semacam standarisasi, supaya nanti standarisasi yang ada bisa kemudian bisa dipakai oleh keseluruhan legacy bank yang bersatu menjadi Bank Syariah Indonesia,” ujar Toto Pranoto, Pengamat BUMN.
“Bagaimana nanti struktur organisasi mempengaruhi misalnya terhadap sistem e-carier dari karyawan harus dibuat dengan standarisasi sehingga semua legacy bank yang bergabung menjadi Bank Syariah Indonesia kemudian akan masuk pada sistem yang sama,” jelasnya.
Pemerintah menargetkan Bank Syariah Indonesia bisa masuk ke dalam daftar 10 Bank Syariah terbesar di dunia berdasarkan kapitalisasi pasar di tahun 2024. (Ags)