SR28JAMBINEWS.COM, JAMBI – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Jambi melaporkan bahwa industri jasa keuangan di wilayah ini menunjukkan kinerja yang stabil dan positif pada Februari 2025, didorong oleh pertumbuhan ekonomi yang meningkat, perbaikan kepercayaan konsumen, serta inovasi dalam berbagai sektor.
Pertumbuhan sektor perbankan di Jambi terlihat dari meningkatnya kredit dan pembiayaan sebesar 8,53 persen (yoy), dengan sektor pemilikan peralatan rumah tangga menjadi yang paling signifikan. Selain itu, sektor pasar modal juga mencatatkan transaksi yang tumbuh 61,07 persen (yoy), terdiri dari saham dan reksa dana. Pembiayaan pada sektor industri keuangan nonbank (IKNB) juga meningkat sebesar 0,44 persen (yoy), didorong oleh perusahaan pembiayaan.
OJK Jambi terus bekerja sama dengan pemerintah daerah dan otoritas terkait untuk meningkatkan akses keuangan masyarakat melalui berbagai program, termasuk edukasi dan literasi keuangan, serta Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD). TPAKD memiliki peran kunci dalam memfasilitasi koordinasi antara pemerintah, lembaga keuangan, dan pemangku kepentingan lain untuk memperluas akses layanan keuangan.
Kinerja perbankan di Jambi tetap stabil dengan kredit yang tumbuh 8,61 persen (yoy), mencapai Rp54,96 triliun pada Februari 2025. Pembiayaan konvensional tumbuh 7,38 persen (yoy) menjadi Rp48,62 triliun, sementara pembiayaan syariah naik 18,99 persen menjadi Rp6,34 triliun. Dana Pihak Ketiga (DPK) meningkat 4,88 persen (yoy), dengan DPK bank konvensional naik 2,55 persen dan bank syariah meningkat pesat 31,79 persen.
Dalam sektor pembiayaan rakyat (BPR), penyaluran kredit juga mengalami kenaikan 4,51 persen (yoy), dengan DPK BPR meningkat 2,80 persen. Sebagian besar penyaluran kredit BPR dialokasikan kepada UMKM, mencapai 82,91 persen dari total kredit.
Di sektor industri keuangan nonbank, Lembaga Keuangan Mikro Syariah (LKMS) menunjukkan perkembangan positif dengan pertumbuhan pembiayaan 30,60 persen (yoy). Pembiayaan oleh perusahaan pembiayaan pada Januari 2025 tercatat sebesar Rp9,056 triliun, meski ada penurunan 0,26 persen (yoy), namun jumlah kontrak pembiayaan meningkat tajam 44,08 persen (yoy).
Di bidang pasar modal, jumlah investor meningkat 15,10 persen (yoy), mencapai 138.202 SID, dengan transaksi saham dan reksa dana juga mengalami kenaikan signifikan. OJK Jambi terus mengedukasi masyarakat tentang pentingnya berinvestasi di pasar modal dan mendorong pelaku usaha untuk memanfaatkan sumber pendanaan dari pasar modal.
OJK Jambi juga menerima sejumlah pengaduan konsumen terkait sektor perbankan dan IKNB. Masyarakat dihimbau untuk berhati-hati terhadap tawaran investasi ilegal dan selalu memeriksa legalitas entitas investasi.
Dengan berbagai program yang dijalankan, OJK Jambi berharap dapat berkontribusi dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan mendorong pertumbuhan ekonomi daerah. (*)