Orang yang Suka Posting Kata Bijak Memiliki IQ Lebih Rendah

Suara.com – Di media sosial seperti Instagram, kita sering menemukan banyak kutipan inspiratif atau kata-kata bijak bertebaran. Tapi tahukah Anda, sebuah penelitian menemukan bahwa orang yang suka dan gemar membagikannya di media sosial sebenarnya memiliki tingkat kecerdasan atau Kadar kecerdasan (IQ) lebih rendah.

Mengutip dari Independent.ie, studi berjudul Tentang Penerimaan dan Deteksi Banteng Mendalam Semu ** itu menemukan bahwa mereka yang merasa ‘terangkat’ oleh kutipan motivasi mendapat skor lebih rendah pada tes IQ keseluruhan.

Selain itu, penelitian menemukan bahwa pecinta kutipan inspirasional atau kata-kata bijak juga lebih cenderung percaya pada teori psikis dan konspirasi.

Studi dipublikasikan di jurnal Pertimbangan dan Pengambilan Keputusan tahun 2015 ini melibatkan lebih dari 845 peserta. Mereka diminta untuk menilai seberapa percaya mereka pada rangkaian kutipan bijak.

Baca juga:
Video Viral Adu Tinju Cewek, Ternyata Gara-Gara Ini

Banyak kutipan yang ditunjukkan kepada peserta adalah asli, tetapi peneliti juga memasukkan kutipan buatan menggunakan kosakata positif dan afirmatif yang kemudian mereka minta peserta untuk menilai seberapa dalam mereka mempercayainya.

Setelah itu, setiap peserta menjalani tes kognitif untuk menilai kecerdasannya.

Mengutip Indiatoday.in, Para peneliti menggunakan kutipan kalimat yang dibuat secara acak dari New Age Bull ** it Generator dan situs web lain yang disebut Wisdom of Chopra.

Beberapa kutipan tidak ada artinya, seperti “alam adalah ekosistem kesadaran yang mengatur diri sendiri” dan “hidup ini tidak lain adalah oasis yang mulia dari keyakinan sadar diri.”

Akibatnya, beberapa gagal membedakan antara kutipan yang bermakna dan yang benar-benar mendalam. Dan orang-orang inilah yang membagikan banyak kutipan atau kata-kata bijak secara online.

Baca juga:
Aksi Pria Takut Suntik, Baca Qunut Prayer dan Ayat Kursi

Para peneliti juga melihat bahwa individu yang tidak dapat membedakan pernyataan “tidak masuk akal” dan menilai mereka sebagai orang bijak kurang cerdas dan tidak mungkin terlibat dalam pemikiran reflektif.