Jakarta –
Semua makhluk hidup akan merasakan kematian. Meski begitu, tidak ada yang tahu pasti apa yang akan terjadi begitu itu datang. Dari sudut pandang ilmiah, para ilmuwan mencoba mengungkap kemungkinan yang dirasakan orang yang mengalami mati suri.
Selama ratusan tahun, orang-orang dari segala usia di seluruh dunia, telah menceritakan kisah serupa tentang momen-momen dalam hidup mereka ketika menghadapi kematian. Mereka umumnya mengatakan bahwa mereka melihat cahaya putih yang menyilaukan, perasaan tenang dan perasaan seolah-olah melayang di atas tubuh mereka.
Bagi ahli saraf, pengalaman ini disebut ‘pengalaman mendekati kematian’. Menurut penelitian baru, pengalaman ini mungkin mirip dengan apa yang terjadi di otak selama gangguan tidur tertentu.
“Saya memiliki teori bahwa pengalaman mendekati kematian dapat terjadi saat otak masih secara fungsional dan struktural utuh,” kata Dr. Daniel Kondziella, ahli saraf di Universitas Kopenhagen.
Kondziella mengatakan bahwa kemungkinan orang yang mati suri akan mengingat apa yang mereka alami terakhir kali sebelum nafas terakhir mereka.
Ia juga menjelaskan lebih lanjut tentang studinya kepada 1.034 responden secara anonim. Kuesioner dimulai dengan satu pertanyaan: Apakah Anda pernah mengalami pengalaman mendekati kematian?
Dengan tanggapan yang datang dari individu tanpa nama, tidak mungkin bagi para peneliti untuk mengkonfirmasi tanggapan apa pun. Namun yang pasti, para peneliti menemukan bahwa 106 orang, atau sekitar 10% dari responden, dianggap pernah mengalami pengalaman mendekati kematian.
Terlebih lagi, peserta yang melaporkan episode mati suri juga lebih mungkin memiliki riwayat gangguan tidur ekstrem yang dikenal sebagai gangguan tidur REM. Penemuan ini mendorong teori bahwa mati suri memiliki dasar neurologis.
Kevin Nelson, seorang ahli saraf neuromuskuler yang berafiliasi dengan University of Kentucky tidak terlibat dalam penelitian tersebut, tetapi menerbitkan penelitian serupa. Ia pun mengutarakan pendapatnya terkait fenomena tersebut seperti diberitakan NBC News, Jumat (26/2/2021).
Nelson berpendapat bahwa mekanisme otak yang bertanggung jawab atas gangguan tidur juga memungkinkan orang untuk memvisualisasikan pengalaman ketika hidup mereka sebenarnya dalam bahaya. Hipotesis ini didukung oleh temuan penelitian bahwa terdapat tumpang tindih antara mereka yang melaporkan mengalami kedua fenomena tersebut.
“Orang yang otaknya lebih cenderung mencampurkan REM dan kesadaran terjaga jauh lebih mungkin memiliki pengalaman mendekati kematian,” kata Nelson.
Nelson juga mengatakan bagian otak yang memungkinkan orang menjadi sadar secara fisik akan keberadaan mereka – berdiri, berbaring, duduk di kursi ‘dimatikan’ selama tidur REM. Ini sebagian mungkin menjelaskan mengapa beberapa orang mengalami pengalaman keluar tubuh.
Meski pengalaman mendekati kematian dapat dijelaskan oleh sains, para ahli sepakat bahwa semuanya akan tetap menjadi misteri. Meski tak ada salahnya mencari misteri tersebut, ada beberapa kepercayaan tentang mati suri secara religius atau filosofis yang tidak bisa diabaikan begitu saja.
Pernahkah Anda mengalami atau mendengar pengalaman mendekati kematian?
Tonton juga video ‘Had Suspended to Die, Tari Zapin Api Berhasil Hidup Lagi’:
[Gambas:Video 20detik]
(tanya / fay)
Sumber : https://inet.detik.com/science/d-5469797/penjelasan-mati-suri-menurut-sains?tag_from=wp_cb_mostPopular_list