Pria Selandia Baru didakwa atas ancaman terhadap masjid Christchurch

WELLINGTON, Selandia Baru – Seorang pria Selandia Baru menghadapi tuntutan pidana setelah diduga memposting ancaman online terhadap dua masjid Christchurch yang menjadi lokasi serangan teroris yang menewaskan 51 orang.

Polisi pada hari Kamis menangkap pria berusia 27 tahun itu dan menuduhnya mengancam akan membunuh. Jika terbukti bersalah, dia menghadapi hukuman penjara maksimal tujuh tahun.

Inspektur Polisi John Price mengatakan kepada wartawan bahwa ancaman itu dibuat awal pekan ini di situs web 4chan, yang telah digunakan sebagai forum di masa lalu oleh para supremasi kulit putih.

Penangkapan itu terjadi saat Muslim bersiap untuk menandai ulang tahun kedua serangan seorang pria bersenjata supremasi kulit putih di masjid-masjid.

Price mengatakan akan ada peningkatan kehadiran polisi di masjid-masjid selama peringatan serangan 15 Maret 2019. Dia mengatakan itu telah direncanakan sebelum ancaman terungkap.

Price menolak untuk memberikan rincian dugaan ancaman atau nama pria tersebut menjelang pertemuan pertama yang dijadwalkan pada hari Jumat.

“Ancaman apa pun yang dibuat pada komunitas kami dan orang-orang kami adalah ancaman bagi masyarakat kami, dan tidak akan ditoleransi,” kata Price. “Setiap pesan kebencian atau orang yang ingin menyebabkan kerugian di komunitas kami, mereka akan dimintai pertanggungjawaban.”

Polisi awalnya menangkap dua pria dan mengeksekusi surat perintah penggeledahan di dua alamat Christchurch. Salah satu pria kemudian dibebaskan tanpa dakwaan.

Dalam serangan 2019, pria bersenjata Brenton Tarrant membantai jemaah di masjid selama sholat Jumat. Tahun lalu dia mengaku bersalah atas 92 dakwaan pembunuhan, percobaan pembunuhan dan terorisme. Dia dijatuhi hukuman penjara seumur hidup tanpa kemungkinan pembebasan bersyarat.