JAMBI (SR28) – Pemilihan kepala daerah (pilkada) terkhusus pada provinsi Jambi dengan majunya pertahana yaitu Dr.H al.haris S.sos .,M.H. kerap di sapa wo haris selaku gubernur aktif hingga hari ini, kembali maju dan resmi menjadi bakal calon gubernur provinsi Jambi dan masih maju bersama dengan Drs. H. Abdullah Sani S.E.M.M dikenal dengan pak kiyai atau pak dul yaitu wakil gubernur aktif, mereka tampak mesra dan konsisten bersama maju pada periode ke 2 (dua), fenomena ini menjadi hal baru dalam sejarah pilkada di provinsi Jambi.
Namun hal berikut memunculkan isu bahwa wo haris dan pak dul akan melawan kotak kosong pada pilkada 2024 yang akan datang, isu tersebut seolah-olah tidak ada yang berani maju untuk melawan pertahana ini.
Meskipun calon tunggal atau lawan kotak kosong di Indonesia bukan hal yang baru atau sudah lumrah, tetapi Jika benar Haris-sani dihadapkan dengan kotak kosong ini akan menjadi sejarah besar di provinsi Jambi karena dalam pengamat penulis ini belum pernah terjadi di pilkada provinsi Jambi selama ini, apakah sejarah ini akan terjadi di provinsi Jambi?
Melihat sejarah pilkada pada 2018 yang terjadi di kota Makasar dalam pemilihan walikota dan wakil walikota, KPU kota Makasar menetapkan calon pasangan tunggal yakni Munafri Arifuddin-Andi Rachmatika Dewi (Appi-Cicu) melawan kotak kosong, sehingga KPU mengumumkan pilkada tersebut dimenangkan kolom/kotak kosong dan perolehan suara Appi-Cicu 264.245 suara dan Kotak Kosong 300.795 suara jelas dengan perolehan suara kotak kosong dimenangkan.
Berdasarkan informasi dari detikNews, Dunia politik Indonesia dibuat heboh soal kemenangan kotak kosong pada pemilihan Wali Kota Makassar pada pertengahan tahun ini. Suara kotak kosong menekuk suara koalisi parpol dan menjadi sejarah pertama di Indonesia kotak kosong.
Kekalahan kotak kosong juga sudah biasa terjadi di Indonesia seperti Berdasarkan pantauan Tempo di situs resmi milik Komisi Pemilihan Umum pada Rabu, 11 Juli 2018 sekitar pukul 12:00 WIB, 16 daerah dengan calon tunggal di Pilkada 2018.
Salah satunya Kabupaten Tangerang pasangan calon Ahmed Zaki Iskandar Z dan Mad Romli mengungguli atau memenangkan melawan kotak kosong, sesuai data dari KPU suara yang diperoleh sebanyak 941.804 suara atau setara dengan 83,72% sedangkan kotak kosong memperoleh suara 183.095 atau setara dengan 16,28%
Ini menandakan bahwa kotak kosong bukan lah menjadi lawan yang kuat dalam pilkada namun juga tidak bisa kita anggap remeh kotak/kolom kosong karena sesuai yang penulis paparkan diatas bahwa kotak kosong juga pernah memang di Indonesia dalam pemilu.
Lalu bagaimana jika benar terjadi di provinsi Jambi?
Dengan penyebaran isu yang sangat masif penulis mengatakan dan mengingatkan para pembaca yang terhormat bahwa tidak ada jaminan kedepan Jambi hanya calon tunggal, penulis hanya mengingatkan jangan mudah termakan isu sebelum benar sudah di tetapkan KPU kita harus bijak, terkait Calon tunggal atau tidak mari kita tunggu saja keputusan KPU.
Namun jika benar isu haris-sani melawan kotak/kolom kosong biasa sering disebut juga calon tunggal maka hal ini menjadi sejarah untuk provinsi Jambi dan hal itu mau tidak mau haris-sani akan menghadapi nya tentu dengan politik dan demokrasi yang sehat.
Beberapa kali penulis diskusi dengan para milenial haris-sani provinsi Jambi mereka juga menyayangkan jika Haris-sani cuma dihadapkan dengan kotak kosong rata-rata alasannya tidak ada keseruan dalam politik.
Penulis beranggapan calon tunggal atau melawan kotak kosong akan lebih bahaya jika pertahana hanya melawan kotak kosong karena akan menimbulkan banyak gerakan seperti gerakan anti pertahana, gerakan memilih kotak kosong atau gerakan lainnya sehingga bisa mengurangi partisipasi pemilih dan itu bisa berefek pada hasil suara yang tidak mencapai 50% + 1 yang mana sudah dicantumkan dalam undang-undang.
Tentu itu akan menjadi pertimbangan pada haris-sani, namun belakangan ini bermunculan vidio Hj. Saniatul Lativa, S.E., M.M. anggota DPD RI 2 periode yang menyatakan dirinya akan berpasangan dengan Romi Harianto untuk melawan pertahana yaitu Haris-sani dan Saniatul juga menegaskan dirinya bersama Golkar untuk maju sebagai wakil gubernur mendampingi Romi Harianto.
Penulis: Agustia Gafar, Mahasiswa Magister Ilmu Hukum Universitas Jambi