JAMBI (SR28) – Advokasi dan penguatan konten kreator serta jurnalistik di bidang kelapa sawit memberikan dampak positif yang signifikan bagi peserta. Acara yang diselenggarakan oleh Elaeis Media Grup berlangsung pada 15 dan 16 Juli 2024 di Aston Jambi, dengan fokus pada materi jurnalistik dan praktik lapangan.
Acara ini menepis stigma negatif yang sering kali melekat pada industri kelapa sawit, seperti isu-isu kerusakan lingkungan, pelanggaran hak asasi manusia, dan dampak lingkungan yang disebabkan oleh penggunaan air yang berlebihan.
Abdul Aziz, seorang pegiat berita kelapa sawit dan CEO Elaeis Media Group, memberikan tanggapannya terkait isu-isu ini, khususnya peran kelapa sawit dalam perubahan lingkungan.
“Tidak banyak orang yang tahu bahwa penelitian menunjukkan kelapa sawit menyumbang oksigen secara signifikan, bahkan lebih dari hutan. Hingga saat ini, belum ada penelitian yang dapat membantah hal ini,” tegas Abdul Aziz.
Abdul Aziz juga menegaskan bahwa kelapa sawit bukanlah penyerap air terbesar di bumi.
“Kelapa sawit itu, berada di urutan sembilan sebagai penyerap air. Justru tumbuhan yang kita anggap biasa, itu lebih kuat. Contoh saja bambu”, tutup Abdul Aziz.
Di sisi lain, Usman, seorang birokrat senior dari Jambi, mengungkapkan bahwa keberadaan 1,2 juta hektar lahan kelapa sawit memberikan dampak ekonomi yang signifikan bagi masyarakat.
“Produksi gas, minyak, dan batu bara semakin menurun. Sebagai gantinya, sektor kelapa sawit semakin berkembang, memberikan kemakmuran bagi masyarakat dan dampak positif bagi pemerintah,” papar Usman.
Pendapat senada juga disampaikan oleh Muhdayat, Manager PKS Sungai Bahar, yang mengakui bahwa industri kelapa sawit memberikan manfaat nyata bagi masyarakat.
“Saat covid contohnya, banyak masyarakat yang terbantu dari hasil kelapa sawit. Selain itu, bantuan-bantuan PTPN IV juga turut dirasakan oleh masyarakat. Masyarakat sekarang sudah bisa sejahtera melalui hasil bersawitnya”, ungkap Muhdayat ketika ditemui saat praktek lapangan di PTPN IV regional 4 Sungai Bahar. (Lia)