JAMBI (SR28) – BMKG (Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika) mengeluarkan peringatan terkait potensi cuaca ekstrem di berbagai wilayah Indonesia untuk periode 17-23 September 2024.
Masyarakat diimbau tetap tenang tetapi waspada, terutama menghadapi potensi bencana hidrometeorologi seperti banjir, tanah longsor, banjir bandang, serta angin kencang, terutama di daerah bertopografi curam.
Berikut ini adalah beberapa poin penting dari rilis BMKG terkait fenomena cuaca ini:
- Peningkatan Pembentukan Awan Hujan: Beberapa wilayah seperti Sumatra, Jawa bagian Barat, dan Papua mengalami peningkatan signifikan dalam pembentukan awan hujan, dipengaruhi oleh aktivitas gelombang atmosfer global seperti Gelombang Kelvin dan Rossby Ekuatorial. Suhu muka laut yang hangat di beberapa perairan Indonesia juga meningkatkan peluang terbentuknya hujan di wilayah pesisir.
- Kondisi Kering di Wilayah Tengah: Jawa Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), dan Kalimantan mengalami kondisi lebih kering akibat Siklon Tropis Bebinca, yang menarik massa udara dan mengurangi pembentukan awan hujan di wilayah tersebut. Hal ini meningkatkan potensi kebakaran hutan dan lahan (karhutla), terutama di Kalimantan.
- Aktivitas Gelombang Atmosfer: Gelombang Rossby diperkirakan aktif di Aceh, Sumatra Utara, Kalimantan Utara, dan Sulawesi bagian Utara, sementara Gelombang Kelvin aktif di Sumatra Barat, Bengkulu, Jambi, dan Jawa Timur pada 19-22 September 2024. Bibit siklon tropis 98 W, daerah konvergensi, peningkatan kecepatan angin, dan intrusi udara kering juga berpotensi memengaruhi cuaca di beberapa wilayah.
- Peringatan Dini Cuaca Ekstrem:
- Hujan lebat disertai petir dan angin kencang berpotensi terjadi di Aceh, Sumatra Utara, Jambi, Papua, Kalimantan, Sulawesi, dan Maluku.
- Angin kencang diprediksi melanda wilayah seperti Aceh, Sumatra Utara, Lampung, Banten, Jawa Barat, Jawa Timur, Kalimantan, NTT, Gorontalo, dan Maluku.
BMKG meminta masyarakat tetap waspada terhadap bencana yang berpotensi terjadi, seperti banjir, tanah longsor, dan kebakaran hutan, khususnya di daerah-daerah yang rentan terhadap cuaca ekstrem ini. (ags)