Jakarta (SR28)-Gabungan tim kedokteran forensik menyerahkan hasil autopsi ulang jenazah Brigadir J kepada Tim Khusus Polri di Bareskrim Mabes Polri pada Senin (22/08) kemarin.
Hasil autopsi Brigadir J menghasilkan beberaoa kesimpulan, diantaranya lima luka tembak yang terdapat di tubuh Brigadir J. Empat tembus dan satu peluru bersarang didekat tulang belakang.
Tim dokter juga memastikan tidak ada bekas penyiksaan. Luka di jari kelingking dan jari manis tangan kiri Brigadir J disebabkan alur lintasan peluru. Selain itu, kuku Brigadir J yang dikabarkan dicabut juga tak dibenarkan oleh Tim Dokter.
Dari hasil pemeriksaan ulang ini, penyebab kematian Brigadir J disebabkan oleh luka tembak fatal di bagian dada dan kepala.
“Kami yakinkan kepada seluruh masyarakat, kepada awak media, bahwa kami di sini bersifat independen, tidak memihak dan tidak dipengaruhi oleh apapun. Kami bisa yakinkan tidak ada tekanan-tekanan apapun kepada kami, sehingga kami bisa bekerja secara leluasa,” kata Ade kepada wartawan di Bareskrim Mabes Polri, Senin (22/8).
Sementara keterangan Polisi terkait hasil autopsi pertama Brigadir J melalui konferensi pers di Polres Metro Jakarta Selatan pada 12 Juli lalu, terdapat sejumlah perbedaan.
Hasil autopsi tersebut disampaikan oleh Kombes Budhi Herdi Susianto saat itu menjabat Kapolres Metro Jakarta Selatan, dan kini di tempat khusus (Patsus) karena diduga melanggar kode etik dalam penyidikan kasus Brigadir J.
- Terdapat 7 luka tembak masuk, enam keluar dan satu bersarang
- Penyebab kematian karena luka tembak bagian belakang sisi kiri kepala dan luka tembak di bagian dada disi kanan.
Sementara dokter perwakilan keluarga Brigadir J Martina Rajagukguk yang ikut menyaksikan autopsi ulang membeberkan sejumlah temuan. Sebagai dokter perwakilan keluarga, Martina menjelaskan dirinya bertugas hanya mengamati dan mencatat tanpa menganalisa hasil autopsi pada 27 Juli itu.
- Terdapat berbagai temuan luka yang disampaikan, mulai dari luka berupa lubang di bagian lengan kanan yang berada kurang lebih 15 cm dari puncak bahu. Penyebab luka ini belum bisa disimpulkan sehingga diambil sampel oleh dokter forensik untuk diteliti lebih lanjut.
- Memar di bagian dalam lutut kaki kiri bagian dalam. Martina menyebut memar ini terlihat seperti ada resapan darah.
- Terdapat pula lebam di sisi kanan dan kiri perut. Namun, lebam sudah tidak terlihat lagi saat autopsi kedua dilakukan. Karena itu, dokter mengambil sampel untuk diteliti lebih lanjut.
- Punggung ditemukan pula luka sayatan, yang kemudian diinformasikan dokter forensik sebagai luka dari autopsi pertama untuk melihat adanya peluru masuk atau tidak.
- Temuan luka yang sempat heboh, yakni lubang dari kepala belakang menembus hidung. Martina menjelaskan tim forensik menemukan luka tersebut dalam keadaan ditutupi seperti lem atau tanpa jahitan.