JAKARTA (SR28) – Debat perdana Pemilihan Gubernur (Pilgub) DKI Jakarta 2024 di JIExpo Convention Center and Theater, Kemayoran, berlangsung meriah pada Minggu 6 Oktober 2024 malam. Tidak hanya berfokus pada adu gagasan para calon, acara ini juga diwarnai perang yel-yel dari tiga pendukung pasangan calon (paslon) yang hadir.
Pendukung masing-masing paslon telah memadati ruangan sejak pukul 17.30 WIB, membawa serta atribut dan pakaian yang mencerminkan dukungan mereka. Sorak sorai semakin menggema saat ketiga pasangan calon memasuki arena debat, seolah panggung politik berubah menjadi ajang dukungan penuh semangat.
Pasangan calon nomor urut 1, Ridwan Kamil-Suswono, yang mengenakan kaos serba putih, menjadi perhatian dengan yel-yel khas mereka, “RIDO, RIDO, RIDO!” Yel-yel ini merupakan akronim dari nama pasangan tersebut dan diiringi dengan tepukan penuh semangat dari para pendukung yang tak henti-hentinya meneriakkan slogan mereka sebelum debat dimulai.
Tak mau kalah, pendukung paslon nomor urut 2, Dharma Pongrekun-Kun Wardana, tampil gagah dalam balutan kaos hitam-hitam. Mereka menggemakan yel-yel “Kun Fayakun, Kun Fayakun”, yang merujuk pada kekuatan spiritual dan makna filosofis, menggambarkan visi mereka yang kuat dan transformatif untuk Jakarta.
Sementara itu, pendukung paslon nomor urut 3, Pramono Anung-Rano Karno, hadir dengan seragam serba oranye. Mereka memilih yel-yel “Jakarta Menyala, Jakarta Menyala” yang menggambarkan visi mereka untuk menghidupkan kembali semangat dan optimisme ibu kota.
Suasana riuh antarpendukung semakin memanas ketika yel-yel saling bersahutan. Namun, meski penuh dengan semangat kompetitif, suasana tetap terjaga dalam koridor sportifitas dan kebersamaan.
Debat yang dimulai pukul 19.00 WIB ini mengusung tema “Penguatan SDM dan Transformasi Jakarta Menjadi Kota Global.” Setiap paslon memaparkan gagasan mereka tentang bagaimana menjadikan Jakarta sebagai kota kelas dunia, mulai dari infrastruktur, ekonomi kreatif, hingga pembangunan manusia yang berkelanjutan.
Ridwan Kamil, yang berpengalaman sebagai Wali Kota Bandung dan Gubernur Jawa Barat, menekankan pentingnya digitalisasi dan inovasi untuk mendorong Jakarta menjadi smart city. Di sisi lain, Dharma Pongrekun yang mengusung pendekatan keamanan dan tata kelola sosial, fokus pada pembangunan karakter warga sebagai basis dari kota modern. Sementara Pramono Anung, dengan latar belakang politik yang kuat, memprioritaskan diplomasi internasional dan jaringan global untuk membuka peluang bagi Jakarta di pentas dunia.