JAKARTA (SR28)-Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menyampaikan pendapatnya mengenai transisi pembelajaran tatap muka di sekolah mulai Januari tahun depan. Menurut IDAI, pelaksanaan kegiatan belajar dari rumah seperti saat ini adalah format terbaik sekalipun banyak kendala disana sini.
Alasannya, jumlah kasus Covid-19 yang masih meningkat di Indonesia. Data yang disertakan dalam pendapatnya itu menyebutkan satu dari sembilan kasus positif Covid-19 di tanah air adalah mereka yang berusia 0-18 tahun.
“Sedapatnya keputusan membuka kembali sekolah dalam waktu singkat dihindari karena berdampak pada rutinitas keseharian anak dan keluarga,” kata Aman, Pengurus IDAI dalam keterangannya, Selasa (1/12).
IDAI mencatat setidaknya 3,2% dari total korban Covid-19 di Indonesia adalah anak-anak. Jumlah ini menempatkan Indonesia sebagai Negara terbesar dengan jumlah korban yang berusia anak-anak.
IDAI juga mengkhawatirkan akan terjadi lonjakan kasus dalam jumlah yang besar jika kebijakan sekolah tatap muka tetap dilaksanakan.
“Bukti-bukti menunjukkan bahwa anak juga dapat mengalami gejala Covid-19 yang berat dan mengalami suatu penyakit peradangan hebat akibat terinfeksi Covid-19 yang ringan sebelumnya,” lanjut Aman.
Di luar itu, Aman menyatakan IDAI mendapati fakta bahwa tingkat stres pada anak juga meningkat selama 10 bulan pembelajaran jarak jauh (PJJ) akibat pandemi Covid-19. Itu, sambungnya, membutuhkan perhatian dan penanganan khusus dari banyak pihak.
Selain itu, IDAI pun memberikan imbauan kepada para orang tua untuk memberi edukasi penerapan protokol kesehatan pada buah hati mereka.
“Ketika anak-anak belum mampu hendaknya tidak dimarahi, melainkan diberi apresiasi ketika ia mampu melakukan dengan benar, serta terus diberikan contoh, kesempatan, dan bimbingan secara berulang-ulang hingga lancar dan menjadi kebiasaan,” tutup Aman