Kayu nan kokoh bertahun-tahun itu tampak terpancang disepanjang bibir Danau Sipin. Dia ditopang dengan kekayuan yang lebih kecil ukurannya bersusun seperti huruf X. Tampilannya makin eksotik dengan 2 bambu sebagai jangkar dari jaring-jaring perangkap ikan. Sesekali jaring-jaring direndam ke air.
Beberapa saat kemudian jaring tadi diangkat ke permukaan. Tampak ikan-ikan bergelantungan di jaring. Itulah kira-kira visualisasi alat tangkap ikan yang sedari dulu hingga kini digunakan oleh masyarakat sekitaran Danau Sipin dan Sungai Batanghari dengan istilah Tangkul. Berbagai kalangan menilai Tangkul adalah salah satu alat tangkap ikan yang ramah lingkungan. Tak perlu umpan, apalagi racun dan setrum.
Semua dilakukan secara manual dan berundi nasib keberuntungan dari setiap bagian danau/sungai. Kalau ikan tengah berenang ke area jaring yang ditebar maka besar kemungkianan akan mendapat banyak ikan. Sebaliknya, tak jarang saat ikan enggan berenang di area jaring, pencari ikan pun tak mendapat apapun.