JAMBI (SR28)– Pengesahan RUU Cipta Kerja oleh DPR RI beberapa waktu lalu terus menimbulkan protes dari berbagai elemen. Padahal salah satu poin yang terus didesak adalah agar Presiden Jokowi tidak mengesahkan draf yang telah diketuk palu oleh DPR RI tersebut. Kendati demikian, Presiden Jokowi tidak bergeming. Senin (2/11) dia resmi menandatangani draf yang kontraversi tersebut.
Penandatanganan tersebut ternyata langsung disambut dengan uji materiel yang diajukan oleh KSBI yang telah resmi didaftarkan perhari ini (Selasa 3 November 2020). Sebagai LSM yang fokus pada isu-isu buruh, KSBI berharap upaya ini bisa membuahkan hasil. Meskipun dari berbagai kalangan juga menilai upaya tersebut akan berujung sia-sia, mengingat pejabat yang ada di MK adalah produk dari partai penguasa.
Sejumlah upaya sebagai bagian dari respon telah disahkannya UU CILAKA ini oleh DPR dan Presiden juga muncul dari kalangan mahasiswa.
Kurnia Nanda misalnya, selaku penggerak demonstrasi yang beberapa waktu lalu sempat pecah di Kota Jambi menyebut jika arus protes dari mahasiswa semakin terasa baik dari almamaternya maupun dari kampus-kampus lain di Kota Jambi dan sekitarnya.
“Sebuah ironi yang menyayat hati. Dengan di sahkannya UU CILAKA sudah jelas mengoyak hati dan perjuangan semua elemen pemuda, mahasiswa, petani, buruh, LSM dan pelajar yang telah turun kejalan selama ini dalam menolak UU CILAKA. Pengkhianatan ini tak akan pernah usai jika terus di biarkan. Apakah suara rakyat hanya di cari saat pemilihan saja, bukankah suara rakyat sudah sepantasnya didengar, karena setiap keputusan yang di ambil pemerintah berefek pada rakyat. Ini tentu menjadi pukulan keras untuk kita renungi bersama untuk semua rakyat Indonesia” ungkap Kurnia Nanda, Presiden Mahasiswa BEM KBM UNJA 2020-2021.
Nanda juga menyebut jika aliansi BEM di Kota Jambi dan sekitarnya yang selama ini terkenal solid juga akan menggelar aksi seiring dengan eskalasi gerakan oleh BEM Seluruh Indonesia.
“Saya pribadi sebagai presiden BEM KBM UNJA akan mengajak semua teman-teman BEM sejambi, Cipayung serta semua elemen pemuda yang menolak UU CILAKA ini dan akan turun kejalan dalam menyuarakan aspirasi ini, karena sepertinya penyampaian secara tertulis dengan baik dan santun kepada pemerintah tak lagi berguna. Jika usul di tolak hak bicara di rebut maka tidak ada kata lain , LAWAN” tutup aktivis yang juga tergabung dalam Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) ini.