Proyek Peningkatan Jalan Parit Lapis Desa Tungkal 1 Baru Seumur Jagung Bonyok Akibat Penggunaan Agregat Banyak Tanah

  • Bagikan
Proyek peningkatan jalan parit lapis di Desa Tungkal 1, yang baru selesai dikerjakan, mendapat sorotan karena mengalami kerusakan hanya beberapa waktu setelah penyelesaian.

KUALA TUNGKAL (SR28) – Proyek peningkatan jalan parit lapis di Desa Tungkal 1, yang baru selesai dikerjakan, mendapat sorotan karena mengalami kerusakan hanya beberapa waktu setelah penyelesaian. Kerusakan tersebut disebabkan oleh penggunaan agregat dengan campuran tanah yang berlebihan, membuat jalan tersebut bonyok. Hal tersebut terpantau sejumlah media dan Aktivis Tanjabbar di lapangan saat melakukan Investigasi, Senin (27/05/24).

Pekerjaan ini dilakukan oleh CV. Hokindo Kontruksi Mandiri, namun, plang merek yang terpasang menunjukkan nama CV. Siluman. Kondisi ini menimbulkan kebingungan dan keraguan terhadap kualitas pekerjaan yang dilakukan.

Para pengguna jalan di Desa Tungkal 1 juga menyuarakan kekecewaan mereka. Mereka melaporkan bahwa ketika melintas, kendaraan terasa tidak stabil dan bergoyang, menunjukkan bahwa jalan belum memenuhi standar keselamatan yang seharusnya.

“Saat melintas roda kendaraan sedikit terpejal dan bergoyang saat melintas, itu kelihatannya seperti banyak tanah di agregat timbunan jalan lihat saja pak itu kan berjalur bekas lintas kendaraan,” ucap salah seorang pengguna jalan, Rita Gunawan kepada SR28Jambinews.

Sementara itu, Ketua LPA2DP Tanjung Jabung Barat, Mukhtar AB, mengecam penggunaan agregat berlebih dalam proyek ini. Dia mendesak Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman (Perakim) Tanjung Jabung Barat untuk segera melakukan peninjauan ulang terhadap pekerjaan ini sebelum pembayaran dilakukan. Mukhtar juga menekankan perlunya penambahan batu agar permukaan jalan tidak mengalami kerusakan lebih lanjut.

“Dinas Perumahan Dan Kawasan Permukiman (Perakim) Tanjabbar untuk meninjau ulang pekerjaan tersebut sebelum dilakukan pembayaran, karena pekerjaan tersebut baru seumur jagung sudah ada yang bonyok akibat banyak campuran tanah di batu agregat tersebut, dan tentu jika ini tidak dilakukan penambahan batu akan membuat jalan itu rusak lebih fatal,” seloroh Muktar.

“Selain itu rekanan tersebut harus menggilas agar batu yang nantinya ditambah bisa lebih padat hingga permukaan jalan tidak berbekas dan bonyok seperti saat ini yang dipantau oleh rekan-rekan wartawan ketika melakukan investigasi di lapangan,” tandas Muktar.

Hingga saat ini, belum ada tanggapan resmi dari konsultan pengawas dan Dinas Perumahan dan Kawasan Pemukiman (Perakim) Tanjung Jabung Barat terkait masalah ini. Masyarakat berharap agar pihak terkait segera mengambil tindakan perbaikan dan memastikan bahwa kualitas pekerjaan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan untuk keamanan dan kenyamanan pengguna jalan. (Sabri)

Seperti apa seharusnya penggunaan Agregat pada jalan?

Penggunaan agregat pada jalan seharusnya memperhatikan beberapa prinsip dan standar teknis agar jalan dapat memiliki ketahanan dan kekuatan yang optimal. Berikut adalah beberapa hal yang seharusnya diperhatikan dalam penggunaan agregat pada jalan:

  1. Kualitas Agregat: Agregat yang digunakan harus memiliki kualitas yang baik dan sesuai dengan standar teknis yang ditetapkan. Kualitas agregat yang baik akan memastikan kekuatan struktur jalan serta daya tahan terhadap beban dan tekanan yang diberikan oleh kendaraan.
  2. Ukuran Agregat: Ukuran agregat juga penting diperhatikan karena akan memengaruhi kepadatan dan kekuatan jalan. Agregat yang terlalu besar atau terlalu kecil dapat menyebabkan masalah seperti ketidakrataan permukaan jalan atau bahkan kerusakan struktur jalan.
  3. Proporsi Campuran: Proporsi campuran antara agregat, pasir, dan semen (jika digunakan) harus diatur dengan tepat sesuai dengan kebutuhan teknis. Proporsi campuran yang tepat akan memastikan kekuatan dan kepadatan jalan yang optimal.
  4. Pemadatan Agregat: Setelah campuran agregat ditempatkan di atas jalan, proses pemadatan harus dilakukan secara seksama. Pemadatan yang baik akan menghilangkan celah udara di antara partikel agregat dan meningkatkan kepadatan serta kekuatan struktur jalan.
  5. Perawatan dan Perbaikan: Setelah jalan selesai dibangun, perawatan rutin dan perbaikan jika diperlukan sangat penting untuk mempertahankan kualitas jalan. Ini termasuk pengisian lubang atau retak, penggantian lapisan yang rusak, dan pemeliharaan secara umum.

  1. Drainase yang Baik: Penting untuk memastikan sistem drainase yang baik agar air hujan dapat mengalir dengan lancar dari permukaan jalan. Air yang terjebak di permukaan jalan dapat menyebabkan erosi dan kerusakan pada struktur jalan. Drainase yang efektif akan membantu mencegah genangan air dan memperpanjang umur pakai jalan.
  2. Penggunaan Geotekstil: Pada kondisi tertentu, penggunaan geotekstil dapat membantu meningkatkan stabilitas dan ketahanan jalan. Geotekstil dapat digunakan sebagai lapisan pemisah antara tanah dasar dan agregat, mencegah pergerakan tanah, dan meningkatkan daya dukung struktur jalan.
  3. **Pengendalian Penggunaan Agregat: **Penggunaan agregat harus dikelola dengan baik agar tidak terjadi pemborosan atau penggunaan yang berlebihan. Hal ini dapat mengurangi biaya konstruksi dan juga memberikan dampak lingkungan yang lebih baik.
  4. Penelitian dan Inovasi: Terus melakukan penelitian dan inovasi dalam teknologi penggunaan agregat pada jalan dapat membawa kemajuan dalam bidang konstruksi jalan. Pengembangan material baru atau metode konstruksi yang lebih efisien dan ramah lingkungan dapat meningkatkan kualitas dan efektivitas jalan.

Dengan memperhatikan semua hal di atas, penggunaan agregat pada jalan akan memberikan hasil yang optimal dan mampu bertahan dalam jangka waktu yang lama dengan memenuhi standar keselamatan dan kenyamanan bagi pengguna jalan.

  • Bagikan