Arab Saudi akan menghentikan kontrak dengan perusahaan tanpa kantor pusat lokal

DUBAI, Uni Emirat Arab – Arab Saudi mengumumkan pada hari Senin bahwa mereka berencana untuk menghentikan penandatanganan kontrak dengan perusahaan asing yang tidak memiliki kantor pusat di Timur Tengah di kerajaan tersebut, media yang dikelola pemerintah melaporkan, sebuah langkah berani yang dapat meningkatkan persaingan bisnis di wilayah.

Keputusan yang akan berlaku pada 1 Januari 2024 itu bertujuan untuk menarik investasi asing, meningkatkan efisiensi belanja negara dan meningkatkan lapangan kerja lokal, menurut seorang pejabat anonim yang dikutip oleh Saudi Press Agency yang dikelola pemerintah. Aturan tersebut berlaku untuk perusahaan asing yang berurusan dengan instansi pemerintah, lembaga dan dana.

Langkah tersebut dapat membuat Arab Saudi berselisih dengan Dubai, yang dianggap sebagai pusat komersial dan pariwisata di kawasan itu. Kota freewheeling di Uni Emirat Arab telah lama menjadi markas bagi sebagian besar perusahaan besar yang beroperasi di Teluk Persia yang kaya minyak.

Di tengah jatuhnya harga minyak global, Putra Mahkota Mohammed bin Salman telah mempromosikan upaya untuk merombak ekonomi Saudi dan meliberalisasi masyarakatnya dalam persiapan untuk masa depan yang tidak terlalu bergantung pada minyak.

Selama konferensi investasi profil tinggi pemerintah, Future Investment Initiative, yang diadakan bulan lalu, 24 perusahaan asing mengumumkan niat mereka untuk memindahkan kantor pusat regional mereka ke ibu kota Saudi, Riyadh, kata laporan SPA, tanpa memberikan rincian.

Keputusan itu “tidak akan mempengaruhi kemampuan investor mana pun untuk memasuki pasar Saudi,” tambah laporan itu, mencatat bahwa tindakan lebih lanjut akan muncul sepanjang tahun.

Kerajaan kaya secara historis mengandalkan cadangan minyak yang besar dan pengeluaran negara untuk memberi daya pada negara dan mensubsidi kehidupan sebagian besar warga Saudi dengan gaji pemerintah. Namun dalam beberapa tahun terakhir, Pangeran Mohammed telah berusaha untuk mengubah ekonomi dengan membangun pariwisata, hiburan, dan bahkan kota futuristik di gurun yang disebut “Neom” di bawah rencana besar yang disebut Vision 2030.