Survei Kepuasan Pembelajaran Pada Masa Covid-19 Diikuti Siswa Madrasah Se-Kota Jambi

  • Bagikan

KOTA JAMBI (SR28)- Pandemi Covid-19 telah merubah tatanan kehidupan dalam masyarakat dan menciptakan fenomena baru dalam berinteraksi antar individu satu dengan lainnya. Istilah umum tidak asing ditelinga “physical distancing” atau menjaga jarak antar individu. Hal ini membuat sektor pendidikan juga turut berubah dan menerapkan sistem pembelajaran dalam jaringan (daring) atau pembelajaran online. Pendekatan pembelajaran ini digunakan untuk menghambat dan/atau menghentikan lajunya penyebaran Covid-19. Model ini mewajibkan agar setiap individu dapat melakukan tanggung jawab/bagiannya guna memperlambat penyebaran virus. Keinginan untuk mengupayakan kurva landai (flattening the curve) menjadi salah satu alasan utama kebijakan pemerintah untuk meminta siswa belajar dari rumah (BDR), sehingga kesempatan mereka untuk dapat berkumpul dalam bentuk kerumunan dapat dicegah, dan karena itu peluang penyebaran Covid-19 bisa dihambat.

Sebagai salah satu pusat kajian di lingkungan UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi yang membidangi kajian tentang pengembangan kurikulum, pengajaran dan pembelajaran, Dr. Muhamad Taridi, M. Pd., selaku ketua menyatakan bahwa perlu mengumpulkan data-data yang berkaitan dengan proses belajar selama di rumah baik yang menggunakan media online maupun pendampingan orang tua. Dengan alasan itu, pusat kajian pengembangan kurikulum, pengajaran dan pembelajaran UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi melakukan survei kepada siswa madrasah se kota Jambi.

Kegiatan survei ini bertujuan untuk menperoleh data yang valid dari seluruh siswa madrasah yang mengikuti pemberlakuan sistem belajar di rumah/DARING (Dalam Jaringan) selama masa pandemi Covid-19, serta ingin mengetahui kendala-kendala dan proses pembelajaran menggunakan media belajar online, ungkapnya.


Foto: Sebaran Responden menggunakan   aplikasi survey 123 ArcGIS

Pelaksanaan survei ini berlangsung dari bulan Januari hingga bulan Maret 2021 margin error sebesar (3.1%). Sampel survei mewakili seluruh siswa Madrasah tingkat MTs dan Aliyah baik negeri maupun swasta di wilayah kota Jambi. Jumlah Sampel Madrasah yang mengikuti survei sebanyak 13 madrasah, tersebar di wilayah Jambi Timur, Jambi Selatan, Kota baru, Telanaipura, Sipin, dan Jambi seberang kota. Responden terdiri dari siswa madrasah Tsanawiyah kelas VII, VIII dan IX serta siswa madrasah Aliyah kelas X, XII dan XII. Total sampel siswa yang mengisi survei berjumlah 1015 responden, (43%) diantaranya siswa perempuan dan (47%) siswa laki-laki lanjutnya.

Berdasarkan hasil survei, ada beberapa indikator menjadi perhatian diantaranya: “siswa yang mengikuti proses sepenuhnya belajar dari rumah” berjumlah 823 siswa atau (81.08%)  lebih banyak dari pada “sebahagian siswa belajar di rumah dan sebagian di sekolah” 166 siswa (16.35%). Berbagai alasan yang mendasari siswa belajar di rumah dan juga di sekolah, diantaranya “mengikuti arahan sekolah” diperoleh 106 (10.44%) lebih banyak dari responden menjawab “tidak ada jaringan internet yang memadai” sebesar 51 (5.02%). Tekait proses belajar dari rumah, ada sejumlah 608 responden (60%) menyatakan “setuju” masih bisa memahami materi pembelajaran selama proses belajar dari rumah’, namun 406 responden (40%) tidak setuju, dan 400 (39%) menyatakan “setuju” merasa belajar dari rumah itu menyenangkan dan sebaliknya tidak setuju sebesar 614 (61%); Orang tua atau keluarga mampu membimbing saya dengan baik selama belajar dari rumah 675 (66.5%) lebih banyak dari pernyatan tidak setuju sebesar 339 (33.5%). Saya mudah mendapatkan sumber belajar selama proses belajar dari rumah 568 (56%) lebih sedikit dari yang menyatakan tidak setuju 446 (44%). Saya tetap bisa konsentrasi saat belajar dari rumah menyatakan setuju sebesar 531 (52%) lebih besar dari pada tidak setuju 483 (48%), ungkapnya.

Selain itu, sehubungan dengan “tidak ada perangkat digital yang memadai” responden menjawab berjumlah 45 (4.42%), dan “tidak ada yang mendampingi” 39 (3.82%). Akan tetapi, Terkait dengan pendampingan orang tua selama belajar di rumah, hasil survei menyatakan bahwa sebesar 675 siswa atau sebesar (66,5%) menyatakan “setuju” bahwa orang tua atau keluarga mampu membimbing dengan baik selama dirumah, namun sebesar 339 siswa (33,5%) menyatakan “tidak setuju”. Pada sisi lain, Siswa juga memiliki beberapa hambatan yang dialami siswa saat proses belajar dari rumah. Skor tertinggi berada pada “Kesulitan memahami pelajaran” 194 (19.11%), dikikuti skor tertinggi berikutnya “Kurang konsentrasi” 151 (14.88%), diikuti “Bosan” 114 (11.23), “Tidak dapat bertanya langsung kepada guru” 109 (10.74%), dan “Tidak ada yang mendampingi belajar di rumah” sebesar 61 (6.01%). Namun demikian, dukungan yang diberikan Sekolah Selama Belajar dari Rumah cukup baik yaitu; “Memberi paket data internet” 665 (65.52%), lebih banyak dari pada Menyediakan akses aplikasi belajar daring (online) secara gratis” 290 (28.57%), “Meminjamkan buku” 184 (18.13%), “Tidak memberi dukungan” 100 (9.85%), “Yang lain” 66 (6.5%), dan “Meminjamkan laptop/tablet” 9 (0.89%), Taridi menmbahkan.

Hasil temuan survei ini diharapkan dapat memberikan sumbangan arah kebijakan bagi pihak terkait dalam menyiapkan pembelajaran yang lebih baik di tengah krisis pandemi Covid-19, namun hingga saat ini pandemi belum bisa dipastikan kapan akan berakhir. Hasil survei ini juga diharapkan akan memberikan masukan kepada pihak sekolah, begitu juga pihak kemenag Kota Jambi terkait indikator-indikator apa saja yang sudah tercapai dan belum tercapai” tutupnya.

Jurnalis: Muhammad Sidik

  • Bagikan