Bagi sebagian orang, menjadi ibu rumah tangga sudah cukup melelahkan. Mengurus anak dan masalah domestik, seringkali perempuan dianggap kurang cakap dalam memberikan solusi atas persoalan sekitar dan terfokus pada masalah personalnya sendiri. Namun, anggapan tersebut tidak berlaku bagi seorang IRT asal Kerinci, Dina Hardianti (27).
Pasalnya, sebagai seorang IRT muda yang memiliki anak perempuan berusia 3 tahun, tidak menyurutkan semangatnya untuk maju mencalonkan diri sebagai seorang calon anggota DPRD Kota Sungai Penuh Dapil 2 ( Kec. Pesisir Bukit, Kec. Koto Baru, dan Kec. Hamparan Lawang) pada pemilu 2024 ini. Dina kecil lahir Padang pada 12 Agustus 1996 dari keluarga yang sederhana, orangtuanya sehari-hari bekerja sebagai asisten rumah tangga.
Namun siapa sangka, berkat ketelatenanya, ia pun mampu meraih pendidikan ke perguruan tinggi dengan beasiswa. Dina alumni D3 Analis Kimia di Politeknik AKA Bogor tahun 2018 dengan beasiswa TPL IKM dari kementerian industri dan melanjutkan S1 di STTIND (sekolah tinggi teknologi industri) Padang dengan spesialisasi teknik industri tahun 2022.
Selama 2 tahun ia mengabdi sebagai tenaga penyuluh lapangan industri kecil dan menengah (TPL-IKM) di lingkup dinas perindustrian Kota Sungai Penuh. Selama itu pula Dina memperhatikan ada banyak kendala dan peluang pelaku UMKM terutama para perempuan.
“Masalah yang kita hadapi dalam industri kecil menyangkut modal dan dan kurangnya pemberdayaan manusia. Solusinya bukan hanya dibebankan pada pelaku IKM saja, tapi juga perlu dukungan dari asosiasi pengusaha maupun pemerintah” kata Dina.
Keprihatinannya pada kelompok ibu-ibu yang ingin mendapatkan penghasilan usaha, namun terbentur pada modal membuat Dina miris. Apalagi jika bantuan modal yang ada memberatkan karena bunga yang besar. Akhirnya potensi peluang usaha tidak dapat digali atau bahkan stagnan. Dina melihat para ibu rumah tangga (IRT) juga perlu didukung keinginannya untuk mendapatkan penghasilan.
“Saya melihat harusnya IRT bisa mandiri dengan usaha sendiri. Menjadi IRT adalah status yang melekat seumur hidup, tanpa kenaikan jenjang karir/jabatan. Ada potensi dan waktu yang bisa dimanfaatkan para IRT dalam dunia industri, tanpa mengorbankan waktu untuk berpisah dengan keluarga tanpa batasan usia” jelas Dina.
Berbekal pendidikan dan pengalaman di bidang industri, Dina menawarkan solusi untuk IRT membangun industri kecil dan menengah. Hal itu dipilih Dina agar para IRT dapat mandiri finansial dan produktif.
“Memajukan industri kecil menengah dengan memperoleh bantuan akses pemodalan yang mudah dengan membuat koperasi syariah tanpa kredit bunga, memberdayakan ibu-ibu rumah tangga agar lebih produktif di bidang UMKM dengan pendidikan wirausaha dan pembinaan sehingga UMKM Sungai Penuh menjadi semakin berkembang dan berkontribusi positif bagi perekonomian Sungai Penuh” jelas Dina.
Tidak banyak IRT yang memilih jalan seperti Dina, ia tahu betul keterampilan dan ketekunan perempuan yang dianugerahi dapat melakukan banyak hal dalam satu waktu menjadi sumber semangat. Apalagi hal tersebut sangat dekat dengan dirinya, sehingga keberanian Dina patut dipertimbangkan.(*)