Ekslusif!!! Menelisik Peta Kontestasi Pilwako Jambi 2023

  • Bagikan

KOTA JAMBI (SR28)– Meski periode jabatan Walikota Jambi saat ini baru akan berakhir 3 tahun lagi, namun eskalasi perebutan tahta untuk menjadi orang nomor wahid di Tanah Pilih Pesako Betuah ini mulai terasa pasca pilkada 9 desember 2020 kemarin. Jagat media sosial dan berbagai spanduk berfoto tokoh-tokoh kenamaan di Kota Jambi mulai bermunculan sebagai sinyal genderang Pilwako telah ditabuh.


Setidaknya, kontestasi pada Pileg dan Pilpres 2019 lalu dan Pilkada Serentak 9 Desember kemarin telah cukup menjadi informasi penting untuk membaca geopolitik di Kota Jambi hingga tahun 2023 mendatang. Apalagi dengan desas-desus Pilkada akan digelar pada tahun 2022, membuat beberapa politisi dari sejumlah partai langsung tancap gas agar tidak tertinggal.


Menurut pengamat politik Jambi, Dr. Pahrudin, setidaknya ada 6 partai yang akan menjadi pion pada Pilwako 2023 mendatang.

“Ada beberapa data yang berkorelasi dengan Pilwako Jambi mendatang. Khususnya untuk partai yang berpotensi menjadi pemain utama pada Pilwako mendatang itu ada PDIP, GERINDRA, GOLKAR, PKS, PAN dan PKB” ungkapnya kepada tim SR28 (Kamis, 24 Desember 2020).


Namun demikian, Dr.Fahrudin juga menyebut jika fenomena menang Fasha-Maulana ketika bersaing dengan Abdullah Sani-Kemas Alfarizi pada 2018 lalu serta kalahnya anak walikota Sungai Penuh melawan pesaingnya yang berlatar belakang akademisi di Pilwako Kota Sungai Penuh menjadi catatan penting bagi siapa saja yang berkepentingan dalam pilwako mendatang.


“Fasha-Maulana kala itu didukung oleh seluruh partai, kecuali PDIP dan PAN yang tentu mendukung Sani-Izi. Harusnya jika mesin partai bergerak maka Fasha menang telak. Faktanya Fasha-Maulana hanya menang diangka 56%. Padahal dia didukung oleh 10 partai. Di Sungai Penuh, Pasangan Fikar Azami juga demikian, dia didukung 10 partai. Sementara rivalnya Ahmadi-Antos hanya didukung 4 partai dan itu pun pada last minutes menjelang pendaftaran. Namun, hasil menunjukkan jika pasangan Fikar-Yos kalah tipis dengan pasangan Ahmadi-Antos. Berkaca dari 2 fenomena tersebut, kesimpulannya adalah tidak ada korelasi antara partai dan pemenang pilkada. Khususnya Partai, hanya PKS satu-satunya partai baik ditingkat nasional maupun daerah yang tidak diragukan lagi soliditasnya.” tambah Dr.Pahrudin.


Secara lebih rinci, Akademisi Universitas Nurdin Hamzah itu menyebut jika ada 3 faktor penentu pemenang pilwako mendatang.

“Yang pertama itu kemampuan logistik, yang kedua figuritas dan yang ketiga adalah partai” pungkasnya lagi.

Pantauan tim SR28 dilapangan, sejumlah nama mulai muncul dan mengisi ruang-ruang pembicaraan para pegiat kontentasi lima tahunan ini. Antara lain ada nama anggota DPD RI Sum Indra yang digadang-gadang maju melalui PDIP, Kemas Faried Alfarelly dari Golkar, Petanaha Wakil Walikota Jambi Maulana, Wakil Ketua DPRD Provinsi Jambi Rocky Candra serta sejumlah tokoh PKS seperti Muhammad Zayadi, Jasrul dan Hizbullah yang belakangan disebut-sebut menjadi juru kunci pada Pilwako mendatang dengan modal 5 kursi di DPRD dan mesin partai yang tersebar diseluruh kecamatan dan kelurahan.


Sementara itu, tokoh yang hari ini paling diuntungkan dan punya potensi besar untuk memegang tampuk kepemimpinan di Kota Jambi adalah Maulana. Posisinya sebagai Wakil Walikota, Pemilik Rumah Sakit Swasta dan Kampusmembuatknya memiliki jaringan yang pasti dan kuat.
Adapun catatan lain menurut Dr. Pahrudin seperti paguyuban berbasis suku atau asal daerah menurutnya tidak terlalu berpengaruh.


“Paguyuban-paguyuban berbasis suku, serta sederet labeling yang menjadi politik identitas di Jambi ini tidak memiliki pengaruh secara signifikan. Idealnya, selain kemampuan logistik, figuritas dan partai, tawaran program unggulanlah yang akan mempengaruhi masyarakat” tutupnya. (Sidik)

  • Bagikan