KUALA TUNGKAL (SR28) – Proyek Peningkatan Jalan Semau yang katanya merupakan (Dak Reguler) dari Simpang 3 Parit 4 Sungai Saren sampai Simpang 4 Desa Teluk Sialang yang juga menggunakan APBD 2020 kemarin sebesar Rp. 7,6 Miliar baru hitungan bulan Sudah hancur seprti kubangan Kerbau dan nyaris bisa ditanam Padi.
Proyek tersebut di kerjakan PT. Hanro dengan Konsultan Pengawas CV. Indograha Konsultan, Proyek hancur lebur ini juga menjadi perhatian LSM dan Aktivis Tanjab Barat yang menyangkan hasil kerja rekan terkesan Asal Jadi.
Seorang warga setempat Udin saat dikonfirmasi terkait peningkatan Jalan Semau tersebut mengungkapkan ,”jalan ini baru dikerjakan dan saat ini sudah rusak parah,dan sudah seperti kubangan Kerbau,bahkan bisa untuk bercocok Tanam seperti bertanam Padi,
”Padahal jalan semau ini baru hitungan Bulan selesai dikerjakan namun hasil nya seperti itu hancur dan sudah rusak parah,” ungkap nya.
Sementara itu terkait permasalahan proyek tersebut,diwaktu terpisah Ketua LSM JPK (Jaringan Pemantau Kemenangan) Rahmadi Aryanto, S. Kom menyayangkan kondisi jalan tersebut sebab belum setahun dan cuma hitungan bulan jalan tersebut sudah rusak,
“Padahal kita ketahui peningkatan jalan itu cukup besar menelan Dana sebesar Rp.7,6 Milyar Rupiah yang merupa kan Dana Dak Reguler dibnatu dengan APBD Tanjab Barat,tapi hasil nya seperti itu seperti kubangan kerbau seperti apa yang diutarakan masyarakat setempat,kita juga menyangkan ini,mesti dengan menelan dana yang cukup besar hasil dari kerja rekana bisa lebih maksimal dan berkelas,” ujar Aryanto, Selasa (19/01/21).
Terkait hasil Kerja seperti itu Dinas Istansi terkait yaitu Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (PUPR) Tanjab Barat Atau Pun Oknum nya baik Pengawas PPK –PPTK juga Kabid Binamarga harus bertanggung Jawab dengan hasil kerja rekanan seperti itu.
“Karena itu sangat mengecewakan masyarakat setempat dan penguna jalan ,baru hitungan bulan dan seumur jagung jalan itu sudah rusak parah,” tegas Ketua LSM JPK.
Selain itu juga kita juga mempertanyakan Kenerja Kabid Binamarga Arif Sambudi,dimana proyek yang dibidanginya tersebut.
“Saat ini hasil dari investigasi kami hampir rata-rata bermasalah ,dari hasil kerja selepas dikerjakan demikin pembangunan yang ada di seberang kota,kalau seperti itu adanya kita menduga ada konsiprasi diproyek-proyek tersebut antara dia dengan rekan sehingga rekanan bisa meraup keuntungan yang cukup besar,” tandasnya.
Hingga beritaini dimuat, Kabid Binamarga Arif Sambudi sulit ditemui demikian saat dihubungi lewat ponsel tidak ada jawaban dan hanya ada bernada diluar jangkauan. (Sabri)